Wisata Kampung Adat Bena, Museum Alam yang Ada di NTT!
Wisata Kampung Adat Bena

Wisata Kampung Adat Bena, Museum Alam yang Ada di NTT! – Megahnya wisata alam di Bumi Nusa Tenggara Timur rasanya enggak lengkap kalau kita belum bahas mengenai Kampung Adat Bena.

Ngomongin soal desa wisata, ini jadi salah satu faktor utama penyokong majunya pariwisata Indonesia terutama dari segi edukasi. Salah satunya juga yang tersebar di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Pulau Flores, kampung Adat Bena.

Primadona desa wisata yang ada di NTT ini bikin siapa aja rasanya pengen masukin Bena ke dalam itinerary liburannya selama ada di NTT.

Kampung Bena merupakan salah satu desa adat atau perkampungan megalitikum yang ada di Desa Tiwuriwu, Kecamatan Aimere.

By the way, Kampung Adat Bena juga masih satu pulau dengan Kampung Adat Wae Rebo, tepatnya di Pulau Flores. Wah udah gak diraguin lagi sih pasti Pulau Flores ini menyimpan segudang harta karun destinasi liburan buat kamu buru!

Sebenernya, untuk kebanyakan orang atau para pecinta wisata Nusa Tenggara Timur, Kampung Adat Bena udah gak jarang terdengar di telinga dan pasti jadi hal wajib buat pelengkap wisata edukasi atau dessert-nya liburan kamu!

Salah satu keunikan yang udah jadi rahasia umum dari Desa Adat Bena adalah posisinya yang dianugerahi view berlatar belakang Gunung Inerie yang gagah! Konon katanya, desa yang satu ini juga jadi langganan tetap destinasi wisatanya turis asal Jerman dan Italia!

Masyarakat Bena juga sangat mengagungkan keberadaan Gunung Inerie ini lho Sobat Indahnesia!  Masyarakat memuja gunung sebagai singgasana para dewa, terutama Dewa Yeta yang dipercaya ada di Gunung Inerie dan akan melindungi desa mereka!

Gak cuma itu, masih ada daya tarik lainnya dari Kampung Adat Bena yang bisa jadi alasan kamu buat cepet-cepet injakin kaki di Bumi Flores, tepatnya sih di Kampung Adat Bena! Check this out!

Daya Tarik Kampung Adat Bena!

  • Salah Satu Wisata Desa Adat Peninggalan Zaman Megalitikum

Kamu gak usah ngeraguin Indonesia dengan segudang kekayaan alamnya, luas wilayahnya, serta pulau-pulau yang berjajar rapi memebentuk Nusantara!

Siapa sangka, di tengah kemajuan teknologi, anak bangsa zaman sekarang atau yang bisa dibilang Gen-Z masih bisa nikmatin suasana desa peninggalam zaman kuno Megalitikum yang masih eksis sampai saat ini!

Karunia ini juga bisa banget jadi peluang buat belajar banyak hal mengenai sisa-sisa peninggalam zaman purba, langsung dari tempatnya, kaya museum alam gitu lho!

Salah satu peninggalan yang masih bisa terlihat di Kampung Adat Bena sebagai salah satu warisan budaya zaman Megalitikum adalah tata letak dan konsep wilayahnya yang masih mempertahankan ciri khas zaman Megalitikum!

Desa Adat Bena sendiri dibangun di atas pegunungan dengan kondisi tanah yang tidak rata dan tampak seperti berundak kalau diliat dari kejauhan. Ciri khas alam perbukitan.

Gak cuma itu, posisi berundak ini juga ternyata punya makna filosofi mengingat bentuk undakannya yang seperti perahu. Dimana, perahu ini juga melambangkan semangat gotong royong dari masyarakat Kampung Adat bena.

Masyarakat bena punya teori yang mereka percayai bahwa Kampung Adat Bena ini udah ada sejak 1200 tahun silam. Salah satu bukti konkrit dari teori ini adalah adanya batu berukuran besar berbentuk lonjong yang diberi nama Watu Lewa.

Aristektur kuno khas zaman batu juga terlihat dari altar-altar persembahan dalam upacara adat yang tersusun dari batu-batuan khas zaman Megalitikum.

kampung adat bena
Kampung Adat Bena

Gak cuma batu kuno berbentuk lonjong, ada juga batu berbentuk meja yang dinamai Nabe. Dua batu tua yang dipercaya berasal dari zaman Megalitikum ini biasa juga dipakai dalam upacara-upacara adat di Bena.

Salah satu upacara adat yang masih ada sampai saat ini dan paling terkenal di Bena adalah Inagurasi Rumah Adat. Ini merupakan upacara adat dalam rangka pembuatan atau renovasi rumah secara besar-besaran.

Masyarakat Kampung Adat Bena akan mengundang warga dari suku lain di luar Bena untuk hadir dalam upacara adat dengan memberikan upeti berupa hewan ternak untuk disembelih. Tradisi ini juga merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur mereka, lho!

Kalau kamu main ke Kampung Adat Bena, jangan lupa untuk bawa serta keluarga terutama anak-anak yaa. Dijamin gak akan nyesel karena selain berwisata, kamu juga bisa belajar banyak mengenai tradisi dan peninggalan-peninggalan zaman terdahulu! Biar gak cuma liat bentuk peninggalan zaman Megalitikum dari buku paket sekolah doang nih, hehehe.

  • Kepercayaan yang Masih Kental dan Kuat

Seperti yang udah kita bahas di awal tadi, kalau kepercayaan dan adat istiadat masyarakat di Kampung Adat Bena ini masih tinggi banget walau zaman udah modern lho guys!

Salah satu yang paling menonjol dari segi geografisnya adalah letak perkampungan yang ada di kaki Gunung Inerie menjadikan masyarakatnya sangat mengagung-agungkan gunung gagah yang satu ini!

Sekilas tentang Gunung Inerie, gunung ini merupakan gunung berapi di Pulau Flores yang pernah meletus di tahun 1970 lho guys! Gunung Inerie punya ketinggian sekitar 2.245 meter di atas permukaan air laut.

Gunung ini juga banyak disebut-sebut mirip sama piramida di Mesir, kalau menurut kamu, mirip gak nih?

Wisata Kampung Adat Bena
Mt. Inerie – roamtowonder.com

Ciri khas dari masyarakat lama di Kampung Adat Bena ini terletak pada kepercayaan mereka yang erat terhadap keberadaan Dewa yang bersemayan di Gunung Inerie. Mereka percaya bahwa keberadaan gunung sebagai tempat para Dewa ini bisa menaungi desa mereka dan menjaga dari marabahaya.

Dewa yang dipercayai masyarakat Bena tinggal atau bersemayam di Gunung Inerie adalah Dewa Yeta yang mereka agungkan dan juga sebagai simbol perlindungan diri dan desa dari malapetaka.

  • Mata Pencaharian Penduduk Sebagai Petani dan Penenun

Udah pasti 2 profesi keren ini semakin jarang kita temui di perkotaan, tapi di Bena, profesi ini jadi pekerjaan utama para penduduknya.

Di Kampung Adat Bena, kamu masih bisa menemui banyak petani dan juga perempuan-perempuan lokal yang bermatapencaharian sebagai penenun.

Kalau kamu main ke kampung Adat Bena, kamu udah gak asing lagi dengan pemandangan para penenun wanita yang lagi asik bikin kain tenun khas Flores.

Motif dari tenun ikat Bena ini juga hampir serupa dengan tenun ikat khas Ngada lainnya, ada yang punya motif kerbau, burung, parang, dan garis dinamis.

Disaranin sih kamu coba beli kaim tenunnya dengan harga yang cukup terjangkau, cuma 300 ribuan aja mengingat proses pembuatan tenun ikat yang sulit dan ini dibuat langsung oleh masyarakat Pulau Floresnya!

Tapi tenang, ada juga kok cenderamata yang masih tergolong murah di sini buat kamu beli dan bawa pulang sebagai oleh-oleh, salah satunya ada syal tenun khas Bena dengan harga berkisar antara 75 ribu sampai 100 ribuan aja!

Bicara soal sektor pertanian di Kampung Adat Bena, pada tahun 2018, Bena sempat diresmikan sebagai desa mandiri benih, dimana pemerintah juga punya harapan besar terhadap Kampung Adat Bena sebagai desa yang mampu memenuhi kebutuhan benih tanaman bagi Kabupaten TTS di masa mendatang!

Adapun, penghasilan utama dari para petani ini bukanlah padi, melainkan komoditas tanaman seperti umbi-umbian, kacang, dan jagung.

  • Wisata Kampung Adat Bena: Bukit Batu

Di ujung selatan Kampung Adat Bena, kamu akan menemui onggokan batu mirip bukit kecil. Tepatnya berjarak sekitar 10 meter dari ujung utara kampung.

Kalau naik ke atas bukit ini, kamu pasti bakalan dapet view yang cantik banget berupa dataran rendah yang ada di bawahnya, view perbukitan di sekitar Gunung Inerie, dan Gunung Inerie itu sendiri.

kampung adat bena
Kampung Adat Bena

Tapi, kamu juga harus hati-hati karena selain cantik, ada risiko juga kalau naik-naik ke bukit batu ini. Pasalnya, jauh ke bawah sana, sekitar 1000 meter dalamnya, ada jurang yang menganga lebar!

Kalau diliat dari ujung selatan Kampung Bena ini juga kamu bisa liat view beberapa desa lainnya, kurang lebih ada sekitar 7 perkampungan yang ada di lembah dengan jarak 5-10 kilometer dari Kampung Adat Bena.

Itu dia guys review singkat tentang Wisata Kampung Adat Bena sebagai sebuah “museum alam” yang masih menyimpan harta karun berupa peninggalan zaman Megalitikum sampai adat istiadat yang masih dipegang teguh.

Kalau kamu berpikir di Kampung Adat Bena cuma ada orang-orang dengan latar belakang pedesaan dan jauh dari hiruk pikuk perkembangan teknologi, kamu salah!

Di sini juga banyak kok warga yang sudah mulai bersekolah, mahasiswa di perguruan tinggi, bahkan ada juga yang bekerja sebagai PNS! Tapi, yang perlu dibanggakan adalah dengan ilmu yang mereka miliki sesuai perkembangan zaman, mereka tetap tidak mengubah tradisi dan keaslian kampung seperti sejak dulu berdiri!

So … yuk main ke Kampung Adat Bena?!

Comments

Leave a Reply