Indahnesia Tour

Makanan Khas NTT, Teman Makan Daging di Hari Raya Kurban

Makanan Khas NTT, Teman Makan Daging di Hari Raya Kurban – Bosen makan daging pakai nasi? Coba makanan khas NTT, teman makan daging kurban berikut ini yuk!


Halo Sobat Indahnesia! Beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 17 Juni 2024, umat Muslim di seluruh dunia udah merayakan momen Idul Adha 1445 Hijriah.

Gimana? Kurban apa guys tahun ini? Jangan sampai kurban perasaan yaa! Hehe. Oh iya, kalau lagi pekan-pekan Idul Adha seperti ini, biasanya ibu-ibu suka masak daging sapi atau kambing dengan diolah menjadi gulai, tongseng, rendang, atau sate.

Makan-nya kalau gak pakai nasi ya pakai lontong, iya gak nih? Pernah gak ngerasa bosan dan pengen banget makan daging kurban pakai variasi makanan Nusantara lainnya?

Di daerah Jawa mungkin kamu bisa menemukan variasi makanan pengganti nasi, seperti gaplek yang terbuat dari singkong potong yang telah dijemur.

Ada juga tiwul yang dipercaya punya kandungan kalori yang lebih rendah dari nasi, serta bisa bantu kamu kenyang lebih lama, mencegah maag, perut melilit, dan sebagainya.

Nah, kalau di Nusa Tenggara Timur, kira-kira ada olahan makanan pengganti nasi apa aja yaa yang kiranya cocok nih disantap bareng daging kurban olahan Bunda di rumah? Selain nasi, ada olahan sayur apa aja yaa yang cocok sebagai pendamping olahan daging kurban? Check this out!

Makanan Khas NTT, Pengganti Nasi Teman Makan Daging Kurban

Wah! Berapa kilogram daging sapi yang ada di freezer kulkasmu nih Sobat Indahnesia? Sudah diolah semua belum? Rasanya bosan yaa kalau dagingnya kita santap gitu-gitu aja dengan nasi atau lontong seperti biasanya.

Nah, di Nusa Tenggara Timur ada beberapa olahan makanan pengganti nasi yang cocok juga lho kamu santap bersama olahan daging kurban, seperti gulai, rica-rica, tongseng, atau bahkan sate sekalipun!

Makanan khas NTT yang pertama ada ubi nuabosi. Cita rasa gurih dan renyah dari kudapan khas Ende ini bisa bikin santap daging kurban kamu semakin kaya rasa, disamping juga mengenyangkan!

Ubi nuabosi sendiri biasa dibuat dengan metode kukus atau goreng. Teksturnya renyah diluar tapi lembut di dalam, dipadukan dengan bumbu-bumbu lokal khas dari Kabupaten Ende,  membuat rasanya semakin meriah.

Adapun, ubi yang dipakai bukan ubi biasa yang tumbuh pada umumnya ya Sobat Indahnesia! Melainkan memakai ubi nuabosi yang banyak tumbuh di Ende. Ukurannya jauh lebih besar di bagian umbi serta batangnya.

Biasanya, olahan ubi nuabosi ini disantap dengan ikan teri atau sambal terasi, tapi di momen Idul Adha ini kamu bisa banget menyantap ubi nuabosi dengan olahan daging kurban di rumah!

Selain dari segi ukuran, ubi nuabosi khas dari Ende juga cita rasanya memang sudah gurih dari sananya meskipun tanpa diberi bumbu.

Rasanya gak hanya gurih, ada juga sedikit rasa-rasa manis dari ubi ini, ditambah teksturnya saat dimasak juga akan lebih kenyal dan renyah.

Kolo atau nasi bambu sekilas mirip dengan lemang khas Minangkabau ya Sobat Indahnesia! Yap, gak jauh beda dari sana, Kolo merupakan olahan nasi yang ditanak di dalam bambu lalu dibakar. Teksturnya sendiri mirip dengan lontong.

Bedanya, akan ada aroma smokey dari hasil pembakaran dengan menggunakan bambu. Nah, makan kolo ini paling enak dengan daging yang dimasak gulai atau bahkan sate. Rasanya pasti lebih kaya dan menggugah selera!

makanan khas ntt

Kolo sendiri kalau di NTT sana umum disajikan kalau ada upacara adat atau perayaan-perayaan tertentu aja Sob! Tapi, kalau kamu mau coba masak kudapan yang satu ini di rumah juga sah-sah aja kok!

Nah, supaya gak terlalu memberikan aroma sangit dari hasil pembakaran, masyarakat di NTT menanak kolo dengan menambahkan daun pisang untuk membalut nasinya.

Kalau mau dibayangkan, cita rasa kolo ini mirip juga dengan nasi uduk. Dimana ada cita rasa gurih dari santan yang digunakan saat proses menanak.

Kalau mau beli langsung di daerah NTT, kolo umumnya dijual dengan harga 50 ribu rupiah per-bambunya. Tapi kalau mau bikin sendiri, udah banyak kok resep-resep pembuatan kolo yang tersebar di internet. Belum lagi cara pembuatannya juga terhitung cukup mudah.

Di Desa Hewa, Wulanggitang, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, ada olahan makanan berat dari padi yang umum disantap sebagai pengganti nasi, namanya pelang.

Meski hanya dibuat dari padi, pelang ini tentu aja berbeda dengan nasi pada umumnya. Pelang biasa disantap ketika ada upacara-upacara adat di Hewa dan udah jadi bagian dari adat istiadat turun temurun. Bahkan pengolahannya aja hanya bisa diakukan oleh perempuan yang sudah mahir.

Nah, pelang ini pada awalnya dibuat dengan cara menjemur padi hingga benar-benar kering. Padi yang sudah mengering kemudian direndam selama 1 hari 1 malam.

Proses perendaman ini akan membawa padi yang sudah dijemur ke tahap penggorengan dengan periuk dari tanah liat yang dibuat secara khusus, ala-ala Suku Hewa.

Pada tahap penggorengan inilah yang harus dilakukan oleh perempuan yang udah mahir dan terbiasa guys! Karena, padi yang digoreng/disangrai enggak boleh sampai hangus. Tentu aja ini butuh teknik khusus.

Buat yang lahir di NTT dan menghabiskan masa kecil di sana, terutama di Manggarai Timur, mungkin udah gak asing lagi dengan makanan yang satu ini.

Jojong merupakan makanan pengganti nasi yang biasanya dibuat dari jagung atau ubi singkong yang dikeringkan. Umum dimakan untuk sarapan di daerah Manggarai Timur atau sering juga ditemui di acara-acara perayaan dan upacara adat setempat.

Cara pembuatannya sendiri, jagung yang sudah dipipil atau ubi yang sudah dipotong-potong kecil kemudian dikeringkan hingga benar-benar mengeras.

Setelah itu ditumbuk menggunakan lesung sampai membentuk tepung. Tepung hasil tumbukan jagung dan ubi kering kemudian ditanak seperti nasi. Barulah setelah tanak, Jojong bisa kamu nikmati sebagai kudapan sarapan atau teman makan daging kurban!

Makanan pengganti nasi berikutnya berasal dari Pulau Flores. Di Flores, Kena kita ini punya nama lain yakni Bubur Rokatenda.

Kalau kamu mau coba bayangin gimana rasa dari kudapan kena kita ini, kamu bisa membayangkan rasa dari percampuran bahan bakunya berupa ubi, jagung, kacang merah, dan parutan kelapa yang dimasak dengan sedikit garam serta santan hingga bertekstur seperti bubur.

Di Palue, Flores, kena kita ini dimakan hampir setiap hari sebagai makanan pengganti nasi. Bisa dibilang juga jadi makanan pokok masyarakat di sana.

Makan kena kita dipadukan dengan olahan daging kurban bisa jadi pilihan yang tepat. Gurih dan lembutnya kena kita bisa kamu santap bersama sate ataupun olahan rendang kering.

Kalau liat gambar di bawah ini, kamu pasti udah sedikit kebayang kan gimana tekstur dari jagung bose? Jagung bose merupakan kudapan khas dari NTT. Punya makna jagung yang dilunakan, jagung bose ini punya tekstur serupa dengan bubur.

Dulu, jagung bose merupakan makanan yang hanya disuguhkan ketika hari-hari besar saja. Mengingat proses pembuatannya juga cukup memakan waktu dan rumit.

Tapi sekarang, jagung bose sudah bisa disantap kapan aja, bahkan ada juga lho jagung bose kemasan yang siap masak sebagai oleh-oleh khas dari NTT.

Jangan khawatir, meski terlihat seperti makanan manis, tapi jagung bose sendiri sebenarnya rasanya sama dengan nasi, yakni tawar. Kecuali kalau kamu ingin jagung bosenya punya cita rasa gurih, maka penambahan santan bisa jadi solusinya.

Karena rasanya cenderung tawar, menyantap jagung bose bisa banget dipadukan dengan olahan sambal ikan teri, lawar, atau daging se’i sapi.

Secara harfiah, uwwi berarti ubi, sedangkan uwwi ai ndota berarti ubi yang dicincang. Bukan olahan ubi cincang biasa, uwwi ai ndota ini hanya memakai ubi nuabosi sebagai bahan bakunya.

Rasanya yang cenderung gurih dengan sedikit rasa manis legit dari ubi menjadikan panganan pengganti nasi yang satu ini cocok disantap bersama sambal tomat atau olahan ikan. Tapi pakai  olahan daging juga tetap lezat kok.

Ada hal unik dari olahan uwwi ai ndota, yakni di Ende sendiri ada istilah “ubi jazz” yang berkaitan dengan proses pencincangan ubi nuabosi untuk diolah menjadi uwwi ai ndota.

Suara ubi jazz ini lantaran proses pencincangan menimbulkan suara sahut-sahutan yang serupa “irama jazz”. Benar-benar unik dan seru yaa kalau mengolah uwwi ai ndota ini bersama-sama!


itu dia beberapa rekomendasi olahan makanan khas NTT sebagai pengganti nasi yang bisa juga kamu santap bersama dengan  olahan daging kurban selama pekan Idul Adha.

Menikmatinya paling enak kalau dibuat sesuai dengan resep asli dari daerah asalnya. Tapi, kalau mau lebih otentik lagi, kamu bisa juga lho coba main ke NTT buat sekalian nikmatin kudapan-kudapan di atas bareng sama warga lokal di sana.

So … jangan lupa liburan dulu Sob!

Exit mobile version