Dieng Culture Festival 2020, Apa Saja Keseruannya?
open trip dieng, dieng trip. trip dieng, dieng plateuau, kawah sikidang, bukit sikunir, candi arjuna, talaga warna, talaga cebong, mie ongklok

Dieng Culture Festival 2020 kini memasuki tahun ke-10. Dieng Culture Festival merupakan acara tahunan yang banyak menarik masa. Festival ini selain memajukan bisnis pariwisata di Dieng juga melestarikan budaya Dieng sendiir.

Apa Itu Dieng Culture Festival?

Dieng Culture Festival merupakan Festival Budaya yang bersinergi antara Budaya Masyarakat, Potensi Alam Dieng dan Pemberdayaan masyarakat local. Acara ini digagas oleh Kelompok Sadar Wisata yang melibatkan berbagai elemen masyarakat dan organisasi atau dinas yang terkait dengan kepariwisataan di Dieng.

Event ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2010 namun sebelumnya pernah juga diadakan acara serupa bernama “Pekan Budaya Dieng:. Baru ketika memasuki tahun ketiga, masyarakat local Dieng dan Kelompok Sadar Wisata berinisiatif mengubah namanya menjadi Dieng Culture Festival.

Ada Apa Saja Di Dieng Culture Festival?

Ada berbagai kegiatan yang bisa kamu saksikan di Dieng Culture Festival. Berikut daftarnya:

Acara Ruawatan/Pemotongan Rambut Bocah Gimbal Dieng

Ruwatan ini merupakan prosesi penyucian dan sangat lekat dengan kebudayaan dan adat di Jawa. Ruwatan Bocah Rambut Gimbal ini memiliki tujuan untuk mengusir nasib buruk atau kesialan baik pada bocah gimbal maupun pada masyarakat Dieng pada umumnya.

Bocah berambut gimbal sendiri menjadi fenomena unik yang ada di Dieng. Hanya anak-anak tertentu saja yang memilki rambut gimbal dan tumbuh secara alami antara usia 40 hari sampai 6 tahun.

Masyarakat Dieng percaya jika anak-anak ini merupakan titipan Kyai Kolo Dete. Kyai Kolo Dete merupakan salah seorang punggawa di masa Matraam Islam (abad ke empat belas) yang ditugaskan untuk mempersiapkan pemerintahan di wilayah Dataran Tinggi Dieng.

Ketika tiba di Dataran Tinggi Dieng, Kyai Kolo Dete dan istrinya ( Nini Roro Rence) mendapatkan wahyu dari Ratu Pantai Selatan. Pasangan ini ditugaskan membawa masyarakat Dieng menuju kesejahteraan dan tolak ukur sejahteranya masyarakat Dieng ini akan ditandai dengan keberadaan anak-anak berambut gimbal. Sejak saat itu lah mulai muncul anak-anak berambut gimbal di kawasan Dataran Tinggi Dieng.

Jumlah anak berambut gimbal ini berkorelasi dengan kesejahteraan masyarakat. Semakin banyak jumlah anak berambut gimbal, maka masyarakat Dieng yakin kesejahteraan mereka pun akan semakin baik dan begitupun sebaliknya.

Kemunculan rambut gimbal pada seorang anak ini akan ditandai dengan demam pada anak selama beberapa hari. Kemudian suhu tubuh sang anak akan kembali normal seiring dengan munculnya rambut gimbal di kepala sang anak.

Dalam kesehariannya pun anak-anak berambut gimbal ini tidak berbeda dengan anak-anak lainnya. Namun, anak-anak berambut gimbal ini biasanya cenderung lebih aktif dibanding anak lainnya. Bahkan di saat-saat tertentu, emosi anak berambut gimbal ini bisa menjadi tak terkendali tanpa sebab yang jelas. Namun emosi ini akan berkurang bahkan menghilang ketika rmabut gimbalnya suda dipotong.

Sebelum acara pemotongan rambut dimulai, akan dilakukan ritual doa dibeberapa tempat, seperti di Candi Dwarawati, Komplek Candi Arjuna, Sendang Maerokoco, Candi Gatotkaca, Telaga Balaikambang, Candi Bima, Kawah Sikidang, Gua di Telaga Warna, Kali Pepek, dan tempat pemakanan Dieng. Kemudian keesokan harinya baru dilakukan kirab menuju tempat pencukuran.

Selama berkeliling desa, anak-anak berambut gimbal ini akan dikawal para sesepuh, tokoh masyarakat, kelompok paguyuban seni tradisional, dan juga masyarakat.

Acara Pendukung Dieng Culture Festival

Selain acara pemotongan rambut anak gimbal, Dieng Culture Festival juga dimeriahkan acara-acara lain seperti Jalan Sehat dan Minum Purwaceng, pertunjukan seni tradisi, pemutaran nominator festival film Dieng, Pagelaran wayang kulit, pesta lampion dan kembang api, hingga pagelaran jazz atas awan.

Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Datang Ke Dieng Culture Festival 2020

Ada beberapa hal yang perlu kamu persiapkan saat hendak datang ke acara yang diadakan setiap bulan Agustus ini.

  • Tahun 2020 ini festival lampion akan ditiadakan karena banyak memunculkan kontroversi. Baikk dari segi keamanan penerbangan juga isu lingkungan.
  • Pesanlah penginapan dari jauh hari karena acara ini akan banyak menarik wisatawan, baik lokal juga internasional. Memesan penginapan dari jauh hari juga bisa menghindari mahalnya harga hotel.
  • Pantau penjualan tiket mengingat kamu tidak bisa memasuki acara tanpa memiliki tiket masuk.
  • Jangan lupa membawa baju hangat karena suhu di Dieng sangat dingin, bahkan tahun lalu mencapai minus 11 derajat. BMKG pun sering menyebutkan jika Dieng menjadi lokasi dengan suhu terdingin di Indonesia.
  • Pastikan kamu untuk menjaga kebersihan dan lingkungan sekitar. Caranya bisa dengan membawa tumblr sendiri, tidak membuang sampah sembarangan, tidak sembarangan duduk di rerumputan dan tanaman lainnya.
  • Ikuti perkembangan informasi acara melalui media social resmi penyelenggara yaitu twitternya @festivaldieng.

 

Tidak mau ribet untuk menyiapkan perjalanan kamu menyaksikan Dieng Culture Festival 2020? Kamu bisa meminta bantuan Indahnesia Tour Organizer. Selain membuka open trip Dieng Plateau 2 hari 1 malam, Indahnesia juga membuka berbagai Daily Trip Bromo Weekeday, Daily Trip Bromo Weekend, Open Trip Nusa Penida 2 hari 1 malam, hingga Open Trip Derawan 4 Hari 3 Malam. Bagi kamu yang ingin menikmati keindahan pantai di Labuan Bajo bisa juga mengambil Open Trip Komodo Edisi Phinisi 3D2N.

Comments

Leave a Reply