Indahnesia Tour

Desa Tenun di NTT, Cocok Buat Kamu Para Pecinta Kain Tenun!

Desa Tenun di NTT, Cocok Buat Kamu Para Pecinta Kain Tenun! – Kegiatan apa sih yang paling disukain sama wisatawan kalau lagi liburan selain dari segi kuliner dan destinasi wisatanya yang eksotis? Yap! Tentu aja cenderamata berupa produk kain yang bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan!

Hai Sobat Indahnesia! Kamu pasti udah gak asing lagi dong sama yang namanya “Kain Tenun”. Soal batik khas Indonesia yang juga mendunia pasti kamu udah khatam. Apa kabar kalau soal kain tenun yang sama-sama kerennya?

Bicara soal kain tenun, produk khas Nusantara ini udah banyak dijadiin media edukasi dan cenderamata buat para pelancong yang tiba di tanah Timur Indonesia! Kain tenun sendiri merupakan kain bercorak unik yang dibuatnya dengan cara menyatukan helai demi helai benang sampai membentuk pola yang cantik!

Gak jarang, dari para wisatawan ini justru lebih nikmatin momen nenun bareng warga lokal di Nusa Tenggara Timur, udah gitu, mereka juga bisa beli kainnya buat dibawa pulang dan dijadiin cenderamata.

Kalau liburan ke NTT cuma sekedar liburan terus pulang, rasanya kurang deh! Mending kita coba intip yuk kira-kira kegiatan menenun di NTT ini seseru apa sih? Dan daerah atau desa mana aja yang bisa dikunjungin buat belajar menenun kain bareng Mamak-mamak di NTT ini?

Check This Out! Masukin bucketlist juga yaa!

Desa Tenun di NTT yang Wajib Dikunjungin untuk Kamu si Pecinta Kain Tenun!

Kain tenun khas Nusa Tenggara Timur punya filosofi dan nilai yang tinggi lho guys! Sebenarnya, selain NTT, di Indonesia sendiri ada beberapa daerah penghasil kain tenun terbaik dan berkualitas tinggi. Diantaranya ada Sumatera Utara dan Palembang. Khusus kali ini, kita akan bahas Desa Tenun di NTT yaa!

Desa Tenun di NTT Nunsaen

Desa Nunsaen disebut-sebut sebagai salah satu desa penghasil tenun terbaik di Nusa Tenggara Timur. Desa ini letaknya 50 kilometer dari Kota Kupang.

Buat sampai di Desa Nunsaen paling cepat naik kendaraan bermotor dengan waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan. Sayangnya belum ada kendaraan umum buat sampai ke Desa Nunsaen dari Kota Kupang. So … kamu harus bawa kendaraan pribadi atau mungkin sewa kendaraan selama liburan di NTT!

Banyak banget hasil tenun dari warga Nunsaen yang jadi buah tangan dan jadi primadonanya para wisatawan. Tentu aja ini jadi kebahagiaan tersendiri buat mereka, ternyata produk unggulan dan hobi menenun masyarakat di sana bisa berbuah mata pencaharian!

Berkunjung ke Desa Nunsaen yang dingin karena berada di kaki Gunung Fatuleu ini justru bakal terasa hangat karena keramah tamahan warganya kepada para wisatawan.

Di sini kamu bisa lho belajar nenun bareng mereka. Kamu juga bisa beli beberapa kain tenunnya buat dibawa pulang jadi cenderamata!

Untuk harganya sendiri sebenarnya beda-beda, semuanya tergantung dari seberapa rumit pola kain yang dibuat dan seberapa indah pola yang ada pada kain.

Ada beberapa kain yang dibuat dengan proses panjang selama berminggu-minggu, pola kainnya juga unik dan dijual seharga 1,6 juta rupiah. Menurut kamu ini mahal atau murah?

Sebenarnya untuk harga 1,6 juta dengan kain berpola unik, cantik, dan proses pembuatannya lama ini tergolong murah meriah ya guys! Apalagi belinya langsung dari tangan penenunnya.

Nah, kalau harga termurahnya sendiri ada di kisaran 100 ribuan. Ini pun masih termasuk murah, lho! Soalnya, untuk membuat 1 kain tenun dengan pola sederhana dan harga yang terjangkau ini butuh proses bahkan sampai 1 minggu lamanya!

Oh ya, buat kamu yang mau coba bikin kain tenun di sini, kamu bisa didampingi sama beberapa kelompok penenun asli dari Desa Nunsaen lho! Gimana? Tertarik belajar tenun bareng warga lokal NTT?

Desa Watublapi terletak di Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka. Desa ini letaknya dekat dengan Kota Maumere. Kalau mau ke sini dari Maumere, kamu cuma perlu luangin waktu sekitar setengah jam perjalanan aja.

Watublapi sangat terkenal dengan hasil tenun ikatnya yang berkualitas baik! Di Desa Watublapi, masyarakatnya masih pakai benang pintal tradisional dari kapas lokal alih-alih benang dari mesin pintal.

Nah, untuk pewarna kainnya juga alami banget! Mereka manfaatin tanaman-tanaman yang tumbuh di lingkungan desa. Diantaranya ada warna merah dari kulit akar mengkudu, warna cokelat dari kayu mahoni, warna biru dari daun nila, lalu kuning dari kunyit.

Hal yang bikin kaget dari proses ini adalah, buat menghasilkan 1 buah kain tenun ukuran 3 meter ternyata butuh waktu sampai 1 bulan lho! Faktornya juga karena masyarakat Watublapi masih pakai peralatan tradisional buat bikin kainnya.

Untuk warga lokalnya sendiri, biasanya pakai kain tenun untuk sehari-hari dan juga dalam perayaan upacara keagamaan atau tradisi lainnya.

Nah, buat kamu yang tertarik belajar menenun kain di sini, ada rekomendasi sanggar yang bisa kamu kunjungin, Sanggar Bliran Sina namanya. Sanggar Bliran Sina sendiri fokusnya ada di pengenalan kain tenun khas Watublapi, tarian, dan musik tradisional.

Sama seperti Desa Nunsaen, kalau kamu mau bawa pulang kain tenunnya, bisa beli mulai dari harga ratusan ribu sampai jutaan rupiah! Hal ini juga tergantung dari tingkat kerumitan dan keindahan pola kainnya.

Kalau main ke Sanggar Bliran Sina, kamu gak cuma bisa nenun lho! Di sini juga ada beberapa pertunjukan seni dari warga lokal yang sayang banget kalau kamu lewatin! Gak cuma itu, kalau kamu main ke sini juga jangan kaget ya saat ditawari buat mengunyah daun sirih bareng warga lokalnya. Cobain aja ikutan ngunyah sirih minimal sekali seumur hidup kamuyaa, hihi.

Untuk kampung adat yang satu ini pastinya masih minim terdengar di telinga para wisatawan, termasuk kamu gak nih? Desa Prailiu lokasinya ada di Pulau Sumba. Seperti yang udah pernah kita bahas, Sumba ini juga termasuk ke dalam 4 pulau besar di NTT, Flobamora.

Lokasi tepatnya ada di Waingapu, kurang lebih berjarak 2 kilometer dari pusat kota. Ada hal unik yang dimiliki Desa Adat Prailiu. Ketika lingkungan sekitarnya udah banyak terpengaruh modernisasi dengan pesat, tapi Prailiu justru gak terpengaruh dengan kondisi ini, lho!

Karena masih asri dan tradisional, desa ini juga masih menjunjung tinggi tradisi menenun khas Nusa Tenggara Timur lho! Selain bisa ikut kegiatan menenun bareng warga lokalnya, Desa Prailiu juga punya keunikan tersendiri.

Rumah-rumah warga di sini didominasi dengan bangunan tradisional, atapnya aja dibuat dari jerami, lho! Rumah adat Desa Prailiu disebut sebagai Uma Mbatang atau Uma Hori.

Balik lagi ke topik soal kain tenun. Di Prailiu, kamu bisa belajar bareng Mamak-mamak di sana untuk membuat kain tenun khas Sumba, lho!

Gak cuma bisa ikut menenun bareng perempuan-perempuan di Prailiu, kamu juga boleh kok beli hasil tenunan mereka dengan harga yang dibanderol mulai dari ratusan sampai jutaan rupiah!

Kamu patut berbangga kalau udah bisa main ke Prailiu dan punya kain tenun khas dari sana. Pasalnya, dalam adat istiadar di Desa Prailiu, masyarakatnya memakai kain tenun sebagai sebuah persembahan dalam upacara perkawinan. Gak cuma itu, di sini juga kain tenun bisa digunakan dalam upacara kematian.

Walaupun banyak warna yang bisa dipakai dalam proses pembuatan kain tenun di Prailiu, tapi warna yang paling banyak dipakai itu warna merah, hitam, kuning, dan biru.

Gimana? Tertarik gak datang ke Desa Prailiu ini? Nah kalau kamu tertarik berkunjung, kamu bisa naik pesawat terbang dari kota asal ke Waingapu. Dari Waingapu ini kamu bisa sewa kendaraan bermotor buat menuju ke Desa Prailiu.

Itu dia beberapa Desa Tenun Terbaik di NTT yang bisa jadi list liburan kamu sambil mengedukasi diri soal budaya menenun khas Nusa Tenggara Timur! Buat kamu yang lagi rencanain liburan ke NTT, boleh banget lho coba buat datang ke desa-desa tenun ini. Selamat berlibur guys!

Exit mobile version